Posted by : Apin Senin, 31 Agustus 2015

Pada 30 Juni 2015 lalu bangsa Indonesia berduka atas jatuhnya pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara yang menewaskan ratusan penumpangnya di Medan. Calon Panglima TNI, Jendral Gatot Nurmantyo setelah lulus fit and proper tes DPR pada 1 Juli kemarin menegaskan akan merombak sistem alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Kekuatan militer Indonesia yang saat ini nomor 18 di dunia harus terus berbenah dan berkembang. 
TNI AD sempat membuat sorotan media setelah memenangkan lomba menembak di Autralia bulan Mei silam. Apalagi senjata militer RI yang digunakan pada ajang tersebut diproduksi dalam negeri yakni Pindad. Sehingga militer Amerika Serikat dan Australia yang ikut dalam lomba tersebut sempat meminta agar senjata yang digunakan TNI AD dibongkar. Tentu ini sebagai bentuk kecemburuan atas prestasi militer TNI yang secara kekuatan jauh dibawah AS.
Namun disisi lain dengan tragedi jatuhnya pesawat TNI AU di Medan beberapa waktu lalu menandakan bahwa sistem alutsista di negeri ini harus diperbarui. Bahkan setelah kecelakaan yang menewaskan beberapa tentara AU, Presiden memerintahkan menteri pertahanan untuk merombak system alutsista. Tahun 2015 ini TNI mendapat anggaran sebsar Rp 96 triliun dari APBN termasuk untuk pembelian alutsista.
Proses modernisasi militer Indonesia yang sudah dijalankan sejak tahun 2004 sampai saat ini sudah menunjukkan peningkatan kekuatan militer Indonesia. Hal ini merupakan buah dari komitmen pemerintah Indonesia yang tidak ingin harga diri bangsa Indonesia dilecehkan oleh negara lain. Dan komitmen ini meski belum berjalan sempurna sudah berada pada jalur yang cukup tepat untuk membawa perubahan berarti di kekuatan militer Indonesia.

Jika dulu sebelum tahun 2004, kondisi militer Indonesia sangatlah memprihatinkan karena kebanyakan alutsista TNI sudah dalam kondisi tua dan sudah memerlukan peremajaan segera. Keadaan semakin parah ketika tahun 1999-2005 militer Indonesia menerima sanksi embargo dari Amerika dan sekutunya yang membuat banyak sekali alutsista TNI akhirnya mangkrak karena kekurangan suku cadang.

Pesawat tempur Indonesia adalah salah satu yang paling parah ketika embargo militer Indonesia pada tahun 1999-2005 tersebut. Ketika itu, pesawat tempur Indonesia yang kebanyakan adalah buatan Amerika tidak bisa terbang karena tidak adanya suku cadang. Pesawat tempur F-16 Falcon hanya beberapa unit yang bisa terbang, itupun dengan mengorbankan pesawat F-16 lain untuk ‘dikanibalisasi’ untuk diambil bagiannya dan dijadikan sparepart bagi pesawat F-16 yang masih bisa terbang.

Pesawat tempur lain seperti F-5 yang juga buatan Amerika juga mengalami nasib yang tidak jauh beda. Praktis pesawat tempur andalan Indonesia ketika itu hanyalah 2 skuadron Hawk-109/209 yang baru tiba dari Inggris. Pesawat tempur Hawk-109/209 ini bahkan pernah hampir bentrok dengan pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Australia yang memprovokasi Indonesia.
Alutsista TNI AU untuk periode tahun 2015-2020 ini pada awalnya masih akan didominasi kedatangan alutsista TNI terbaru yang dibeli pada masa pemerintahan Presiden SBY tahun 2009-2014 lalu. Sebagai contoh adalah kedatangan beberapa jenis pesawat tempur Indonesia yang sudah dipesan sebelumnya dari luar negeri. Diantaranya adalah 24 unit pesawat tempur F-16 setara Block 52 dari Amerika yang baru 5 unit saja yang tiba di Indonesia. Sisanya sebanyak 19 unit akan datang kembali sepanjang tahun 2015 ini.

Alutsista TNI AU lainnya yang merupakan bagian dari pembelian di era pemerintahan SBY tahun 2009-2014 adalah pesawat tempur anti gerilya EMB-314 Super Tocano dari Brazil. Dari 16 unit yang dipesan Indonesia, baru 8 unit yang tiba sampai tahun 2014 lal dan sisanya akan datang ditahun 2015-2016 ini. Meski datangnya di era pemerintahan Jokowi, alutsista TNI AU ini dibelinya dimasa pemerintahan SBY.

Lalu apa saja alutsista TNI terbaru untuk TNI AU yang akan dibeli oleh pemerintahan Presiden Jokowi tahun 2015-2020? Alutsista TNI terbaru yang pasti dibeli dimasa pemerintahan Presiden Jokowi adalah alutsista pengganti pesawat tempur F-5 TNI AU. Sebanyak satu skuadron pesawat tempur F-5 akan segera diganti oleh pesawat tempur canggih dimana kandidatnya adalah F-16 Block 60, Su-35 BM dan Gripen E/F. Kemungkinan kepastian apa alutsista TNI terbaru pengganti F-5 ini akan diumumkan pada tahun 2015 ini.

Selain pengganti F-5, ada juga kemungkinan pesawat tempur Indonesia akan ditambah lagi dengan pengadaan satu skuadron pesawat tempur setelah pengganti F-5 diumumkan. Namun penambahan pesawat tempur Indonesia setelah pengganti F-5 ini masih sebatas prediksi penulis saja. Bisa saja prediksi penambahan alutsista TNI ini baru direalisasikan di tahun 2020 ketas nanti.

Kekuatan Alutsista
Setelah disetujui sebagai Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo memuji pemahaman para anggota Komisi I DPR terhadap tugas TNI dan ancaman yang harus dihadapi.
Terkait masalah alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang menjadi sorotan banyak pihak menyusul jatuhnya pesawat Hercules di Medan, Gatot menyatakan pihaknya sudah berkomitmen bersama Komisi I DPR bahwa alutsista harus menggunakan pesawat udara baru.
Sebuah analisis yang dipublikasikan Global Fire Power belum lama ini memberikan evidence yang obyektif untuk menunjukkan peta kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia. Berdasarkan uji data yang mendukung kekuatan militer, daya tahan, stamina dan survival yang mendukungnya, Indonesia berada pada tempat terhormat, di urutan ke 18, menduduki puncak klasemen di kawasan ASEAN, bahkan mengungguli kekuatan Australia yang ada di posisi ke 24 ranking militer seluruh dunia.
Urutan 10 besar ranking militer se dunia dipegang secara berturut-turut  : AS, Rusia, China, India, Inggris, Turki, Korsel, Perancis, Jepang dan Israel. Kemudian urutan 11 sampai dengan 20 besar adalah Brasil, Iran, Jerman, Taiwan, Pakistan, Mesir, Italia, Indonesia, Thailand dan Ukraina. Ranking negara ASEAN yang lain adalah Filipina ada di posisi ke 23, Malaysia posisi ke 27, 
Jumlah penduduk: 253,609,643
Tenaga kerja : 129,075,188
Personil aktif :  476.000
Personil aktif Reserve: 400.000
Reaching military age annualy : 4.455.139

Kekuatan Di darat
Tank tempur utama, light tank dan tank penghancur Termasuk jg pengangkut personel lapis baja (APC) dan Infantry Fighting kendaraan (model APC).
TanK: 468 UNIT
Lapis baja (AFVs): 1,089
Self-propelled senjata (SPGs): 37
Artileri: 80
MLRS: 86

Kekuatan Udara
Jumlah pesawat tempur termasuk pesawat sayap tetap dan rotary.
Jumlah pesawat: 405
Pesawat tempur/sergap: 30
Pesawat bersayap tetap: 52
Pesawat Transportasi : 187
Pesawat latih: 104
Pesawat lain: 148
Helikopter serbu : 5

Kekuatan Angkatan Laut
Jumlah kapal perang dan beberapa material yg lainnya.
Kapal perang: 171
Kapal induk: 0
Fregat: 6
Kapal perusak: 0
Kapal Corvette: 26
Kapal selam: 2
Pertahanan pantai : 21
Mine Warfare: 12

KEUANGAN (dalam USD)
Terlepas dari kekuatan memanfaatkan militer dalam jumlah, perang masih didorong oleh pembiayaan sebanyak  apapun.
Anggaran pertahanan: $6,900,000,000
External debt : $223,800,000,000
Reserves of foreign exchange and gold : $83,450,000,000
PPP: $1,285,000,000,000
Sumber GFP 2015.

Dudun Parwanto (berbagai sumber)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

TRANSLATE

JOS GANDOS

JOS GANDOS
promotion

Entri yang Diunggulkan

MENGATASI VIRUS TAG & SHARE VIDEO PORNO DI FACEBOOK GROUP... !!!

Akhir-akhir ini di Group Facebook, banyak kiriman /shared video porno dari member group. Tanpa sepengetahuan member, video2 tsb tersebar k...

TRANSLATE LANGUAGE

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

JADWAL


jadwal-sholat

Popular Post

AVIN AGUSTIANTO. Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

About Me

Powered By Blogger

- Copyright © AVIN AGUSTIANTO -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -